BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 30 Januari 2011

Never Give Up

Semangat..!!!

Aku pernah berbincang-bincang dengan seorang kawan. Seperti biasanya hal-hal yang kita bicarakan adalah seputar kehidupan manusia, dimana manusia harus hidup dalam kerasnya dunia ini. Aku sempat terombang ambing dengan berbagai suasana yang dihadapi saat ini dimana manusia harus memiliki suatu keahlian untuk bertahan hidup. Sedangkan aku selalu merasa kurang bila melihat keadaan orang lain disekitarku dikarenakan aku tidak dapat seperti apa yang mereka miliki. Lalu kawanku memberikan sebuah ilustarasi cerita di zaman Cina kuno. Begini ceritanya :

Pada zaman dahulu, ada seorang panglima perang dari suatu kerajaan yang besar. Ia memiliki kesaktian yang luar biasa. Ia pandai berperang, dalam setiap medan peperangan ia selalu dapat mengalahkan semua musuh-mushunya dan kemenangan selalu diraihnya. Keahlian dari seorang panglima perang ialah memanah. Setiap kali ia memanah selalu tepat disasaran yang ia bidik.

Pada suatu hari ia mengadakan suatu sayembara dimana ia mencari orang yang dapat mengalahkannya dalam keahlian memanah. Acarapun dimulai, sang panglima perang mempersiapkan alat-alat memanahnya. Kemudian ia mulai membidikan anak panahnya ke sasaran yang ada didepannya. Ia mulai menarik bususrnya kemudian melesatlah anak panah itu dan tertancap mengenai target yang ia bidik. Kemudian ia mulai mengambil anak panah kedua dan mulai membidik lagi. Kali ini anak panah yang ia tembakan mengenai dan menancap pada anak panah pertama sehingga anak panah pertama yang ia bidikkan terbelah menjadi dua karena tertancap oleh anak panah kedua yang ditembakannya. Semua orang yang hadir disitu berdecak kagum melihat keahlian seorang panglima tadi dan mulai mengelu-elukan kehebatannya.

Mendengar suara pujian dari orang-orang yang hadir pada acara tersebut, mulailah ia membusungkan dadanya dengan menyerukan seruan tantangan ke khalayak ramai. Namun tak ada satupun yang hadir disitu berani untuk menantang Sang panglima. Mereka merasa lemah dan merasa tidak mampu untuk mengalahkan bahkan mengimbangi keahlian Panglima itu.

Tak lama datanglah sesosok orang tua yang muncul dari kerumunan orang banyak itu. Ia mengahampiri panglima perang. Panglima tersebut berpikiran bahwa orang tua tersebut akan menantangnya dalam adu memanah. Tak disangka orangtua tadi berkata “…ah, keahlian memanah seperti itu bukanlah sesuatu yang harus dibanggakan, panglima tentu sering sekali melakukannya hingga apa yang panglima lakukan sudah menjadi hal yang biasa panglima lakukan sehari-hari”. Mendengar ucapannya sang panglima mulai bingung dan bertanya-tanaya dalam hatinya, mengapa orang tua ini menganggap keahlian memanahnya adalah sesuatu yang biasa-biasa saja? padahal orang-orang yang menonoton banyak yang mengelu-elukan dia.

Lalu seorang tua tadi mulai mengambil sebuah botol kosong (botol yang berbentuk labu pada zaman cina kuno dengan badan botol yang lebar menyerupai lengkungan gitar dengan mulut lubang botol yang menyempit) dan uang logam dimana terdapat lubang kecil pada uang logam tersebut. Kemudian ia meletakkan uang logam tersebut tepat diatas mulut botol kosong tersebut. Lalu ia mengambil sebotol minyak dari dalam jubahnya dan mulai meneteskan minyak tadi kedalam botol kosong yang terdapat uang logam berlubang di atas mulut botol tersebut. Berlahan-lahan air itu mengalir bercucuran melewati uang logam yang berlubang tersebut. Tak ada minyak yang tumpah keluar pada saat minyak dituangkan bahkan tak setespun minyak yang tertinggal pada bibir dari lubang uang logam tersebut. Akhirnya penuhlah botol kosong tadi dengan minyak yang telah dituangkan.

Melihat apa yang dilakukan orang tua tadi panglimapun mencoba dan tak pernah berhasil sekalipun dicoba berulang ulang. Banyak minyak yang tumpah berceceran di sekitar botol.

Dari cerita diatas terdapat suatu makna yang dalam dimana, setiap orang memiliki kemampuan sendiri-sendiri dan apa yang dilakukan tersebut sudah memjadi sesuatu yang biasa untuk dilakukan sehari-hari. Tak ada orang pintar dan bodoh yang ada hanyalah suatu keahlian yang sering diasah. Bila kita punya suatu keahlian, latihlah keahlian tersebut berulang-ulang maka hal itu sudah menjadi sesuatu yang biasa. Bila kita melihat orang memiliki bakat dan kepintaran kitapun dapat seperti mereka. Asalkan kita mau melakukannya berulang-ulang.



Jangan Setengah2 kalo baca